Langsung ke konten utama

Menyusui dan berpuasa

Menyusui dan Berpuasa

Alhamdulillah, hitungan hari lagi bulan Ramadhan segera tiba. Bulan yang penuh kemuliaan, keberkahan, dan pembelajaran. Bulan yang Allah khususkan untuk umat islam dimana ibadah berlipat ganda pahala. Tentu umat islam sangatlah gembira, tak terkecuali para ibu menyusui. Selama Ramadhan, umat islam wajib berpuasa tanpa makan dan minum lebih kurang 14 jam di Indonesia, bahkan di belahan dunia lain bisa berpuasa lebih lama.Ibu menyusui tentu sangat tertarik dengan segala keistimewaan bulan Ramadhan, dengan tetap ikut berpuasa penuh seperti umat islam yang lain. 

Selama 14 jam berpuasa tanpa makan dan minum, tentu terjadi perubahan sistem metabolisme dan homeostasis tubuh kita. Tidak terkecuali ibu menyusui dengan proses metabolisme yang lebih tinggi. Dalam kesehariannya, ibu menyusui butuh tambahan kalori 300-500 kkal perhari ( setara 2x camilan sehat ), sehingga total kalori yang dibutuhkan ibu menyusui sekitar 2500-2800 kkal perhari. Begitu juga dengan asupan cairan, ibu butuh 3,1-3,8 liter cairan perhari. Kesimpulannya ibu menyusui butuh asupan kalori dari makanan dan asupan cairan lebih banyak.

Mitos yang sering kita dengar, ibu menyusui tidak boleh berpuasa karena mengakibatkan asi dingin sehingga bayi bisa mencret dan rewel. Benarkah begitu?

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rakicioglu et. al. (2006) terhadap ibu menyusui yang menjalankan puasa Ramadhan di Ankara, Turki dengan bayi berumur 2-5 bulan, penelitian ini menyimpulkan ibu menyusui yang berpuasa tidak mempengaruhi kuantitas atau jumlah asi ibu selama berpuasa, juga tidak  terjadi perubahan komposisi makronutrien pada asi seperti karbohidrat, protein dan lemak pada asi. Akan tetapi, penelitian ini  menyebutkan terjadinya perubahan pada komposisi mikronutrien pada asi seperti zinc ( zat besi ), potassium dan magnesium. Pada penelitian lain disebutkan produksi Asi ibu yang menjalankan puasa Ramadhan tidak mengalami penurunan, kecuali bila ibu mengalami dehidrasi. Dehidrasi ditandai dengan rasa sangat haus, bibir kering, pusing, pandangan berkunang-kunang, sangat letih, jumlah BAK sangat sedikit, BAK sangat berbau dan berwarna kuning pekat atau seperti teh. Jika ibu jatuh dalam beberapa kondisi diatas, produksi Asi akan menurun karena tubuh mempertahankan cairan tubuh tetap stabil di organ penting seperti otak.

Seorang konselor laktasi internasional bernama Jophia Bok memberikan beberapa saran kepada ibu menyusui yang ingin berpuasa di bulan Ramadhan berdasarkan kelompok umur bayi yang disusui :
1. Ibu menyusui dengan bayi berumur 0-6 bulan
Pada usia ini bayi hanya minum asi saja, baik menyusu langsung atau minum asi perah. Bayi akan sering menyusu, bisa per 2-3 jam bayi minta asi. Meskipun kualitas asi ibu berpuasa tidak akan berubah,akan tetapi dalam kondisi ini ibu rentan merasa haus dan lapar karena tingginya permintaan menyusui dari bayi. Sehingga kondisi dehidrasi mudah terjadi pada ibu di kelompok ini, dehidrasi bisa membuat produksi asi menurun, bayi bisa tidak dapat cukup asi, bayi akan merasa lapar dan rewel. Jika ibu sudah dalam kondisi dehidrasi, segeralah berbuka, pemberian larutan gula garam atau oralit bisa segera mengganti cairan dan ion tubuh yang kurang.
2. Ibu menyusui dengan bayi berumur 6-15 bulan
Bayi di rentang usia ini sudah mulai makan mpasi, bahkan bayi berusia diatas 1 tahun sudah mulai makan menu keluarga. Sehingga ibu menyusui pada kelompok ini bisa melakukan puasa lebih mudah, seiring berkurangnya jadwal menyusui bayi.
3. Ibu menyusui dengan bayi berumur 15-24 bulan
Ibu menyusui pada kelompok ini sudah bisa berpuasa lebih lancar, karena bayi sudah makan menu keluarga, dimana kalori untuk pertumbuhan bayi lebih banyak didapatkan dari makanan dibandingkan asi.

Jadi bisakah ibu menyusui berpuasa? tentu bisa. Berikut beberapa tips yang perlu ibu perhatikan jika ingin berpuasa Ramadhan dengan sehat dan asi tetap lancar :
1. Tetap makan dan minum seperti keseharian ibu di luar Ramadhan, hanya pengalihan jadwal makan saja yang diperhatikan. Ibu menyusui butuh sekitar 2500 kkal perhari, bisa didapat dari 3x makan besar dan 2x camilan sehat. Atur waktu makan ini sebaik-baiknya antara waktu berbuka sampai sahur. Misalkan makan besar saat berbuka, 1,5 jam sebelum tidur dan sahur. Jangan lupa untuk tetap berpedoman pada nutrisi seimbang dengan komposisi 50% karbohidrat (25%)+ protein dan lemak (25%), 50% sayur dan buah. Perhatikan juga asupan cairan dengan rata-rata kebutuhan cairan 3,5 liter sehari, atur jadwal minum sebaik-baiknya, minum air putih hangat lebih dianjurkan. Hindari minuman dengan pemanis buatan, minuman bercarbonasi, dan yang mengandung kafein ( teh dan kopi).

2. Pada saat berbuka biasakan berbuka dengan 3-4 kurma terlebih dahulu, selain menjalankan Sunnah Rasulullah SAW, mengkonsumsi kurma bisa menaikkan kadar gula darah dengan cepat, sehingga menghasilkan energi untuk tubuh juga lebih cepat. Tak hanya itu kurma juga bisa menjadi camilan sehat, 10 kurma ( 100 gram ) mengandung sekitar 300kkal. 

3. Kurangi makanan berbumbu tajam, gorengan dan lemak berminyak, karena makanan-makanan ini selain membuat pencernaan bekerja lebih berat, konsumsi cairan tubuh juga lebih banyak, sehingga ibu lebih cepat haus.

4. Tidak masalah jika ibu ingin mengkonsumsi suplemen vitamin, walau sebenarnya dengan pola makan gizi seimbang kebutuhan makro dan mikronutrien tubuh sudah tercukupi. Pada ibu yang sudah terdiagnosis anemia kekurangan zat besi, tetap konsumsi suplemen zat besi.

5. Lakukan pekerjaan rumah di malam hari atau di awal pagi hari, beristirahatlah saat tubuh sudah memberikan alarm lelah, jangan sampai ibu jatuh dalam kondisi dehidrasi, sehingga produksi asi menurun.

6. Kurangi aktivitas di luar rumah. Jika ibu bekerja, jangan ambil pekerjaan lapangan selama Ramadhan, minta kompensasi untuk tetap bisa memerah asi dan beristirahat sejenak di siang hari. 

7. Perhatikan kondisi bayi, mungkin ibu bisa jadi tidak ada keluhan, tetapi ibu harus hati-hati jika BAK bayi mulai sedikit dan berbau, bayi rewel dan menangis terus karena lapar, hal ini bisa disebabkan karena bayi tidak mendapat cukup asi. Selain itu untuk bayi berumur 0-6 bulan, penimbangan berat badan bayi perlu dilakukan sekali seminggu bila ibu memutuskan untuk berpuasa full. Jika kenaikan berat badan minimal bayi tidak tercapai, dikhawatirkan bayi juga tidak memperoleh cukup asi. Kenaikan berat badan minimal bayi 0-3bulan 200-230gram per  minggu, bayi 3-6 bulan 120-150 gram per minggu.

8. Penurunan berat badan ibu juga bisa terjadi selama berpuasa. Penurunan berat badan dalam batas normal adalah 0,5-1 kg per minggu. Jika ibu masih dalam kondisi ini, tidak akan berpengaruh ke produksi asi.  

9. Tetap yakin dan percaya diri bisa menjalankan ibadah puasa, laksanakan ibadah dengan rileks, hati tenang dan senang, sehingga produksi asi tetap lancar.

Disusun oleh
dr Riza Sulfianna ( konselor menyusui)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibu Bekerja Tetap ngeASI

Ibu Bekerja Tetap ngeASI? TENTU BISA !! Asi tidak dipungkiri lagi sebagai cairan hidup yang penuh zat gizi dan antibodi yang bermanfaat untuk tumbuh kembang dan kecerdasan bayi. Menjadi seorang ibu menyusui yang selalu memberi ASI kepada si buah hati tentu menjadi anugrah indah dari Allah SWT. Akan tetapi tidak semua ibu bisa membersamai bayi 24 jam, misalnya ibu bekerja. Walau kebermanfaatan ASI sudah luas diketahui, tapi masih banyak ibu yang belum yakin saat tidak bersama bayi, ibu bisa memberi ASI. Saat ibu bersama bayi, ibu akan menyusui bayi sepanjang bayi meminta atau dikenal dengan feeding on demand. Setiap bayi menunjukkan rasa lapar, ibu sudah mempunyai insting untuk segera menyusui, kalau dijamkan sekitar  2-3 jam sekali bayi menyusu ke ibu. Nah yang menjadi keraguan ibu bekerja adalah saat tidak bersama bayi selama 6-8 jam yaitu waduh bayi ku nanti minum apa? kelaparan dong ya :(, waduh payudara ku pasti bengkak nih, waduh asinya bisa rembes-rembes nanti. Meng...

Sharing gtm dan trik keren dari ibu pejuang asi

# sharing dari Bunda Betty Syandra Assalammualaikum buibu semuaa. Perkenalkan sya Betty Mami nya Cheryl 25m yg tengah hamil adek D di trisemester pertama.. (Yg udh kenal purak2 gk kenal ajalah ya😄😄). Sore ini mau sharing sekalian ikutin Give Away nya Bukdokmin.😃😃 Bagaimana mengatasi Anak GTM atau Gerakan Tutup Mulut.. Selama 25m umur cece dan dimulai Mpasi dri umur 6bln. Drama tntng GTM tentu saja ada kami lewati beberapa espisode.. Episode GTM disni yg kami alami tdk sepenuhnya cece menutup mulut untuk makanan apapun. Hanya memilih makanan. Tergantung keadaan... Normaly nya anak GTM krn ada sesuatu... Jadi emg kita harus tahu dlu penyebab GTM nya apa.. Biar tau solusinya bagaimnaa.. Penyebab cece GTM di episode2 yg kami lalui ada beberapa.. 1. Tumbuh gigi.. Cece tumbuh gigi pertama kali di 11m. Cece anteng aja pas tumbuh gigi. Gk demam. Gk rewel.. Awalnya gak ngeh kalau dy gk mau makan kyk biasanya krn tumbuh gigi... Pas mikcu bru terasa ada yg menonjol di gusinya. Brulah m...

Fadlan Belajar Makan MPASI

akhirnya saya memberanikan diri menulis juga tentang mpasi fadlan, anak saya yang ketiga. 4 september 2016, fadlan mulai masuk dunia mpasi, walau ini anak ketiga, saya benar-benar berniat memberikan mpasi yang baik dan benar kepada fadlan, yakni mpasi menu 4 bintang sesuai panduan WHO. Saya belajar di grup HHBF dan tentunya dari sejawat saya yang sangat pintar dr Zuhrah Taufiqa :D.. Awal mpasi saya mencoba menyusun menu tunggal untuk fadlan, beras putih, kentang, ubi, jagung, daging sapi, ayam,ikan, buah, sayur,tempe, tahu, kuning telur,apa yang tersedia di kulkas saat itu saya beri ke fadlan ( saya tipe mak2 anti ribet, gak akan rela cari jauh2 bahan makanan :p, apa yang ada di Warung dekat rumah, itu yg ada di kulkas saya :D ), tujuan menu tunggal untuk mengenalkan makanan ke fadlan, baik rasanya, baunya dan yang terpenting adakah fadlan alergi makanan, pemberian menu tunggal hanya saya lakukan 1 minggu ( habis ribet, saya nyari bahan variasi lain haha ), alhamdulillah fadlan tida...